Rabu, 13 Mei 2009

Mesjid Unik di Dunia

1. Masjid Agung Djenné, Afrika Barat



Masjid Agung Djenne, pada mulanya masjid ini dibangun sepenuhnya dengan bahan “ferey” atau bata dari bahan tanah yang dikeringkan dengan matahari dan diplaster dengan tanah lumpur, dengan ketebalan dinding antara 41 cm dan 61 cm. Masjid ini dibangun pada abad ke-13 dan direnovasi pada tahun 1834. Masjid yang terlihat pada gambar ini dibangun ulang kembali pada awal abad ke-20 dan selesai sekitar 1909. dengan bantuan dan dukungan Pemerintah Perancis dimana pada pada saat itu Djenné adalah negeri jajahan Perancis di Afrika Barat. Pemerintah Prancis telah memberi bantuan dan dukungan politik serta dana untuk pembangunan kembali Masjid Agung Djenné ini.



Satu-satunya bagian asli bangunan yang masih dipertahankan dari masjid ini adalah ruang dasar (kandang) yaitu tempat kuburan atau makam pemimpin-pemimpin lokal bangsa Djenné.


Masjid Agung ini berlokasi di tepi Sungai Bani Kumba, pada platform atau site yang telah ditinggikan dengan luas permukaan bidang 5625 m², sehingga terlindung dari banjir.


Setiap tahun, masjid Djenné mendapat perawatan atau perbaikan dalam rangka menyambut berbagai perayaan festival rakyat sebagai hiburan yang luarbiasa, serta menyenangkan bagi masyarakat Djenné.


Masjid Agung Djenné adalah salah satu “Situs Warisan Dunia” yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1988″, yang dapat dikunjungi setiap saat, tetapi tidak dibolehkan memasuki bangunan, kecuali anda Muslim. Masjid Agung ini telah ditutup untuk non-Muslim pada tahun 1996, akibat dari kerusuhan dan penembakkan salah seorang official fotografi majalah Vogue Prancis di dalam masjid.


2. Masjid Agung dari Xi’an, Cina



Masjid Agung Xi’an ini adalah masjid pertama di Cina pada masa dinasti Tang, disain masjid dipengaruhi oleh arsitektur bangunan dan rumah ibadah yang lazim pada masa itu, masjid ini dibangun selama 742CE (kekuasaan Kaisar Xuanzong, 685-762).


Kemudian Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming merenovasi kembali masjid, yang samasekali tidak pernah menambahkan kubah atau dome dan menara, atau sama sekali tidak merobah arsitektur asli masjid.


Fitur yang penting dalam arsitektur ini adalah penekanan pada “simetris yang kontras” dengan taman di sekitar bangunan



Masjid ini merupakan salah satu contoh dari Sino-arsitektur Islam. di Cina, khususnya masjid yang berada di dekat Drum Tower (Gu Lou) di Huajue Lane dari Xi’an (Sian), provinsi Shaanxi, Cina, dan merupakan salah satu masjid yang paling tua dan paling terkenal di negeri ini.


Masjid ini awalnya merupakan pusat keagamaan (Islam) bagi pedagang Arab dan Persia yang beroperasi di Cina.serta pusat kegiatan hubungan dagang dengan pemerintahan dinasti Tang, Disinilah rute perdagangan Xi’an terhubung ke Timur Tengah dan Eropa, dan China untuk membuka diri dengan dunia Barat.


Pada 754 AD hasil sensus menunjukkan bahwa ada lima ribu orang asing yang tinggal di kota ini yang terdiri dari bangsa Turki, Iran, India, serta bangsa Jepang, Korea dan bangsa berbudaya Melayu dari timur.


Untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut arsitektur masjid ini, silahkan kunjungi website (atau klik disini).Website ini berisi banyak gambar dan penjelasan rinci dari Masjid Agung Xi’an, serta beberapa sejarah tentang daerah tersebut.


3. Mesjid Agung Samarra, Irak



Masjid Agung di Samarra, Irak ini dibangun pada abad 9, yaitu 848CE, selesai dalam 52 tahun pada masa pemerintahan khalifah Abbasid Al-Mutawakkil (di Samarra) dari 847 sampai 861.


Pada zamannya, masjid ini adalah masjid terbesar di dunia, tinggi menara, yaitu menara yang terkenal disebut menara al-Malwiya adalah 52 meter dengan lebar dasar spiral menara 33 meter, dan dapat menampung delapan puluh ribu orang jemaah. Masjid didinding atau dibatasi dengan dinding batu bata yang mengelilingi sebuah kawasan yang berukuran panjang 240 meter, lebar 158 meter, dan tinggi 10 meter. Dinding ditutupi dengan panel berwarna biru gelap dengan kaca mosaic.


Menara masjid yang berbentuk spiral. Spiral menara masjid ini ini sangat terkenal, dan merupakan fitur-fitur pertama kali yang didaftarkan pada bangunan-bangunan bersejarah “Congregational Mosque” Al-Mutawakkil di Irak, kemudian diikuti oleh 20 bangunan istana lainnya. Hal ini membuktikan bahwa pemimpin atau khalifah di Irak pada masa itu sangat menghargai perkembangan dan kemajuan karya seni arsitektur.



Sayangnya, pada 1 April 2005, bagian atas Malwiya mesjid rusak oleh sebuah bom. dalam peperangan infasi AS ke negara Irak.(seperti gambar puing masjid, disamping) Para pejabat Irak telah menyatakan klaim bahwa tentara AS telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada situs-situs bersejarah di Samarra, termasuk dinding sebuah istana kuno di Irak.


4. Masjid Jami-Ul-Alfar, Kolombo, Sri Lanka





Masjid Jami-Ul-Alfar, adalah salah satu masjid tertua di kota Kolombo dan merupakan ikon pariwisata di ibu kota Srilangka

Ciri khas disain arsitektur Masjid ini adalah ornamen atau dekoratif dinding belang merah dan putih.


Masjid ini berlokasi di perempatan jalan di daerah Pettah Bazaar, dibangun tahun 1909 dengan arsiteknya bernama Saibo Lebbe yang merancang bangunan ini selama satu tahun pada tahun 1908.


Beberapa orang telah mengakui bahwa masjid Jami Ul Alfar adalah salah satu “land mark” atau ikon pawisata kota Kolombo


Selain di kota Kolombo Sri Lanka, arsitektur masjid semacam ini juga terdapat di kota Kualalumpur Malaysia yang bernama Masjid Jamek


5. Masjid Dublin, Irlandia







Masjid Dublin Irlandia ini, merupakan salah satu masjid yang mencerminkan budaya daerah, karena pada semulanya tidak dirancang untuk bangunan masjid. Tetepi dirancang dan dibangun untuk rumah tempat tinggal, kemudian beralih fungsi menjadi masjid sebagai tempat ibadah.

Masjid ini, dibuka pada tahun 1983, oleh sekelompok mahasiswa Islam yang tiba di Dublin pada awal tahun 1950-an dalam rangka belajar di daerah ini. Mereka merupakan Perkumpulan Masyarakat Islam yang pertama pada tahun 1959 di Dublin, dan satu dekade kemudian masyarakat ini mulai menggalang dana untuk membeli sebuah bangunan yang akan dijadikan masjid.


Mereka pertama kali membeli sebuah rumah di Harrington Street, dan kemudian jumlah pendatang Islam bertambah juga maka mereka terpaksa mencari bangunan baru.


Pada tahun 1983 mereka membeli sebuah bangunan, bangunan yang sekarang ini dulunya adalah sebuah rumah di South Circular Road, Dublin 8, yang kemudian difungsikan menjadi masjid serta sebagai pusat “The Islam Foundation” di Irlandia. Saat ini jumlah umat Islam di Irlandia berjumlah lebih kurang 1300 orang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar